Manusia merupakan makhluk sosial yang saling bersosialisasi dan berkumpul untuk membentuk suatu kelompok. Dari kelompok kelompok manusia itulah yang disebut sebagai masyarakat.
Menurut wikipedia, masyarakat berarti sekelompok makhluk hidup yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.
Dalam kehidupan bermasyarakat pasti akan ada perbedaan dinamika yang ditunjukkan oleh satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Akibat dari perbedaan dinamika tersebut, maka muncullah masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Di artikel ini kita akan mengupas lebih dalam tentang masyarakat tradisional. Pengertian, ciri ciri nya, aspek dan contoh nya.
Pengertian Masyarakat Tradisional
Apa itu masyarakat tradisional? Pengertian masyarakat tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditum yang memiliki makna Transmitted yaitu pewarisan sesuatu dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Pengertian adat istiadat sendiri adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya, hampir mempunyai adat istiadat yang berbeda beda di setiap pulau nya.
Dari Sabang hingga Merauke, kita memiliki keunikannya masing masing. Salah satu contoh adat istiadat yang paling sering dijumpai di Ibu kota adalah tedak siten.
Yaitu adat istiadat Jawa yang dilakukan untuk anak anak dengan harapan mereka dapat sukses ke depannya.
Bisa dibilang, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya sehari hari masih berdasarkan pada cara cara atau kebiasaan kebiasaan lama yang diwarisi dari nenek moyangnya.
Kehidupan mereka pun belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya.
Dari segi letak pemukiman, umumnya masyarakat tradisional menempati daerah pedesaan. Akan tetapi, masyarakat tradisional dan masyarakat pedesaan itu berbeda.
Bila masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang terhindar dari pengaruh modernisasi, sedangkan masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tinggal di suatu wilayah dan memiliki kesatuan hukum serta menyelenggarakan pemerintahan sendiri.
Jadi, umumnya masyarakat tradisional berada di masyarakat pedesaan, tetapi tidak semua masyarakat pedesaan merupakan masyarakat tradisional.
Banyak alasan mengapa seseorang maupun masyarakat tradisional cenderung sulit untuk menerima adanya perubahan. Berikut ini alasannya :
- Permasalahan kebutuhan. Kebanyakan dari orang orang masyarakat tradisional menganggap tidak memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini bisa jadi karena kehidupan yang mereka jalani sangatlah sederhana.
- Masyarakat yang menutup diri. Kecenderungan yang dimiliki dalam masyarakat tradisional adalah sikap menutup diri mereka dari pengaruh luar. Kehidupan mereka cenderung statis dan sangat sulit diajak untuk berubah, sangat kental dengan tradisi nenek moyang yang di wariskan padanya dan jika mereka meninggalkan tradisi tradisi tersebut maka dianggap telah melanggar tradisi yang telah ada. Hal ini membuat mereka enggan untuk berubah dan tetap pada tradisi yang mereka anut sejak lama.
- Pendidikan. Pendidikan juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh disini. Kebanyakan dari masyarakat tradisional tidak menganggap pendidikan adalah sebuah kebutuhan. Mereka tidak menganggap pendidikan berperan penting pada kehidupan mereka.
- Kurang nya hubungan sosial dengan masyarakat lain. Karena kecenderungan masyarakat tradisional yang sulit bahkan cenderung enggan untuk menerima pengaruh dari luar, maka untuk sekadar bersosialisasi dengan masyarakat luar pun terbilang sulit.
- Perkembangan ilmu Iptek yang terhambat. Karena minim nya pendidikan dan juga kecenderungan menutup diri membuat masyarakat tradisional tidak menerima perkembangan teknologi yang terjadi di sekitar nya.
- Sikap yang takut akan perubahan. Masyarakat tradisional cenderung takut atau bahkan tidak mau menerima ada nya perubahan. Mereka menganggap dengan ada nya perubahan, maka dapat menghilangkan nilai maupun norma yang telah mereka jaga selama ini.
Ciri Masyarakat Tradisional
Banyak hal hal atau ciri ciri yang bisa menggambarkan kelompok masyarakat tradisional, antara lain :
1. Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit
Masyarakat tradisional biasanya berada pada daerah tertentu dengan luas wilayah yang terbatas. Itu sebabnya biasanya jumlah masyarakat tradisional pada suatu daerah tertentu sangat terbatas.
Namun, dengan keterbatasan jumlah masyarakat, hal ini pula yang membuat mereka lebih saling mengenal satu sama lain.
Mereka mempunyai hubungan dan keterikatan serta rasa kebersamaan dalam masyarakat yang sangat tinggi. Hal yang sudah sangat sulit untuk di jumpai di dalam kalangan masyarakat modern.
Baca Juga : Pengertian Masyarakat Modern
2. Masyarakat Bersifat Homogen (Serba Sama)
Karena mereka berada dalam wilayah tertentu, otomatis hampir semua golongan dalam masyarakat ini memiliki mata pencaharian, keturunan hingga tradisi yang sama.
Sesuatu yang berbeda menurut mereka cenderung akan dianggap merusak tatanan kehidupan dan nilai nilai leluhur.
Sebagai contoh, masyarakat yang tinggal di daerah pantai, mayoritas akan bermata pencaharian sebagai nelayan.
Hasil tangkapan mereka pun bukan untuk di perjual belikan tetapi akan mereka gunakan untuk kebutuhan sehari hari mereka.
Tidak ada nya perbedaan dalam lingkungan sosial mereka semakin mempersulit ada nya budaya atau pandangan baru yang masuk ke wilayah sosial mereka.
3. Masyarakat Tertutup
Masyarakat tradisional cenderung bersifat tertutup dengan tujuan agar tidak terjadi perusakan nilai nilai leluhur dan perubahan.
Mereka selalu menjaga agar tidak ada nilai nilai asing yang masuk dan selalu menjaga kebudayaan masyarakat nya.
Kebudayaan maupun teknologi baru atau asing yang masuk akan selalu mereka curigai akan merusak tatanan kehidupan mereka.
Bahkan biasa nya mereka tidak ramah dengan pendatang yang baru memasuki wilayah mereka. Sudah banyak kejadian tidak mengenakan yang melibatkan masyarakat modern yang memasuki wilayah masyarakat tradisional.
Bahkan kita pernah di gemparkan oleh berita turis Amerika yang terbunuh ketika memasuki wilayah masyarakat tradisional di Kepulauan Andaman yang merupakan bagian dari negara India.
Karena itu, banyak dari pemerintah setempat yang melarang bahkan menutup akses ke wilayah wilayah yang di huni oleh masyarakat tradisional untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan.
4. Mobilitas atau Pergerakan Rendah
Hal ini tentu sesuai dengan sifat masyarakat nya yang tertutup. Agar tidak terjadi perubahan, masyarakat ini enggan keluar dari daerahnya. Seperti ter isolasi.
Mereka merasa tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah atau masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk daerah mereka pun sangat dibatasi.
5. Bersifat Agamis
Agama dan kepercayaan adalah salah satu nilai leluhur yang paling penting yang di wariskan dari dan untuk masyarakat tradisional.
Sudah hal yang lumrah bila kehidupan sehari hari masyarakatnya bersifat religius atau agamis. Bahkan semua kegiatan mereka akan dikaitkan dengan agama dan kepercayaan yang ada.
Salah satu upacara adat istiadat yang cukup terkenal di negara kita adalah tradisi upacara mayat berjalan atau Ma’Nene di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Dalam ritual ini, Jenazah yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun dikeluarkan dari dalam liang kuburan untuk dibersihkan dan diganti baju dan kain nya. Upacara ini pun hanya boleh dilakukan setelah musim panen yang jatuh pada bulan Agustus.
Tradisi Ma’Nene erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Toraja bahwa leluhurnya yang suci berasal dari langit dan bumi.
6. Mengutamakan Kepentingan Kelompok
Dengan sifat homogenitas, tertutup dan jumlah komunitas nya yang sedikit, masyarakat tradisional cenderung lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya.
Kepentingan pribadi pada masyarakat ini harus berdasarkan kepentingan bersama atau kelompok.
7. Adanya Sistem Pewarisan
Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang mewariskan nilai leluhur. Dalam prakteknya, tidak hanya nilai nilai leluhur yang diwariskan turun temurun.
Segala sesuatu yang mereka miliki, harta benda mereka diwariskan secara turun temurun. Sehingga golongan masyarakat ekonomi tinggi akan cenderung kaya turun temurun.
8. Menerapkan Aturan Yang Ketat
Masyarakat tradisional juga cenderung menerapkan aturan yang sangat ketat bagi setiap pelanggaran nilai nilai leluhur, norma norma dan tradisi yang mereka anut.
Siapa saja yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan sanksi. Sanksi biasanya berupa sanksi sosial yang memiliki efek malu dan jera. Misalnya, berupa pengucilan dan pengarakan pelaku kesalahan atau pelanggaran keliling kampung.
9. Penggunaan Teknologi Rendah
Sifat dari masyarakat tradisional yang menutup diri terhadap perubahan dan budaya lain yang masuk mempengaruhi penggunaan teknologi dalam kehidupan mereka sehari hari. Mereka masih menggunakan alat alat tradisional dalam melakukan kegiatan.
Contoh nya penggunaan kerbau untuk membajak sawah lebih dipiilih daripada traktor meskipun hasil nya lebih cepat dan hemat tenaga.
10. Statis
Masyarakat tradisional cenderung statis yang artinya tidak ada pergerakan ke arah yang lebih maju.
Meskipun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat lambat. Sifat masyarakat nya yang tertutup ditambah mobilitas yang rendah makin mendukung ciri ini.
Aspek Masyarakat Tradisional
Aspek aspek masyarakat tradisional terbagi ke dalam beberapa bidang, yaitu :
1. Bidang Ekonomi
dalam bidang ekonomi dalam masyarakat tradisional, uang bukan lah suatu yang dirasa penting.
Meski dalam beberapa kesempatan mereka juga memerlukan uang dalam memenuhi kebutuhan mereka, mereka tidak antusias dalam bekerja mendapatkan uang.
Sesuatu yang sangat berbeda dibanding masyarakat modern. Bentuk investasi uang masyarakat tradisional biasanya berbetuk perhiasan.
Karena penghasilan yang di dapatkan tidak begitu besar, pola belanja masyarakat tradisional adalah berbelanja setiap hari. Apa yang di dapat di hari itu, di habiskan hari itu juga.
2. Bidang Mata Pencaharian
Mata pencaharian kehidupan dalam masyarakat tradisional sangatlah tidak menentu. Hal ini dikarenakan dalam masyarakat tradisional masih banyak yang tidak mengenal adanya spesialisasi kerja pada konsep secara tradisional.
Hal itu pun berpengaruh terhadap penghasilan yang tidak tetap dan tidak bisa selalu di harapkan setiap saat.
Kebanyakan mata pencaharian masyarakat tradisional bergantung pada daerah yang mereka tinggali. Sehingga faktor alam sangat lah menentukan.
3. Bidang Budaya
Secara geografis, tata kehidupan masyarakat tradisional sebagian besar terdapat pada daerah pedalaman yang jauh dari keramaian kota.
Tata kehidupan masyarakat tradisional biasanya selalu diwarnai dengan kehijauan alam nya, karena dianggap sebagai tempat yang masih memegang nilai nilai adat dan budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada suatu kelompok tertentu.
4. Bidang Politik
Manusia yang hidup dalam masyarakat tradisional biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal waktu secara fisik.
Mereka menimbang segala galanya dengan prinsip prinsip yang telah baku, cenderung untuk berubah sangat lambat.
Politik dalam masyarakat tradisional masih sangat sedikit peminatnya. Hal ini dikarenakan lemahnya daya kritis masyarakat tradisional terhadap politik.
5. Bidang Sosial
Manusia dalam masyarakat tradisional sangat menonjolkan kedudukan. Semakin tinggi kedudukan seseorang atau lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya.
Hal ini terjadi dengan sendirinya dimana kedudukan seseorang pada suatu strata tertentu terjadi secara alamiah, misalnya karena usia yang tua, lebih pandai dari sekitarnya atau memiliki bakat seni dan sakti.
Pola hubungan sosial masyarakat tradisional jauh lebih terasa di bandingkan dengan masyarakat modern.
Hal ini dikarenakan manusia tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal membuat mereka cenderung memiliki rasa solidaritas yang tinggi.
Struktur sosial antar golong seperti orang kaya dan berpangkat tidak menjadikan adanya perbedaan dalam hal jarak sosial dan pergaulan.
Dalam masyarakat tradisional, lembaga adat berfungsi sebagai pengendalian sosial. Lembaga adat mengatur perilaku manusia agar tidak melakukan perilaku menyimpang.
Pelaku penyimpangan sosial akan dihukum seperti ditegur, dikenakan denda atau sanksi, dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungan masyarakat.
6. Bidang Teknologi
Dalam masyarakat tradisional penerapan teknologi sangat terbatas jika di bandingkan dengan masyarakat modern.
Konsep tradisional cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup mereka.
Contoh Masyarakat Tradisional
Masih banyak masyarakat tradisional yang masih berpegang teguh pada prinsip mereka. Di negara kita Indonesia, mungkin contoh yang paling mudah di jumpai adalah di tanah Papua.
Seperti kita ketahuai masyarakat Papua masih bisa dibilang sebagai masyarakat tradisional. Bagaimana mereka berpakaian, berbahasa dan berteknologi.
Alat alat yang mereka gunakan pun masih sangat sederhana. Untuk mencari makan, mereka masih berburu. Itu pun masih menggunakan alat alat berburu yang sederhana, seperti panah.
Di belahan Indonesia lainnya juga ada suku Dayak. Suku di kedalaman Kalimantan ini masih sangat berpegang teguh dengan kebudayaan mereka. Tidak sembarangan orang bisa kesana.
Mereka sangat menghargai warisan leluhur mereka. Suku dayak di kenal sebagai suku yang mempunyai ilmu yang tinggi dan sakti. Ada beberapa syarat dan pantangan yang harus di patuhi selama berada di tanah Dayak.
Kita pun sebagai Masyarakat modern harus menghormati kebudayaan mereka. Banyak cerita cerita menyeramkan yang sering kita dengan terkait suku Dayak.
Bahkan di negara barat pun yang sudah sangat maju seperti Amerika masih ada masyarakat tradisional nya. Mereka adalah suku Indian.
Atau yang biasa di sebut dengan penghuni pribumi daratan Amerika. Sampai sekarang pun mereka masih memegang teguh warisan budaya nenek moyang mereka di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Pada akhirnya, kita sebagai masyarakat modern harus memberikan ruang kepada masyarakat tradisional, agar kita bisa terus hidup berdampingan.
Selama tidak ada yang di rugikan. Patut di ingat adalah budaya mereka sebenarnya adalah budaya kita juga.
Kita hanya memilih mengikuti perkembangan jaman dan mereka memilih untuk tetap berpegang dan melestarikan budaya nya. Semangat itu tentu harus kita jaga agar budaya budaya yang kita punya tidak akan punah.
Perkenalkan nama saya Rita Elfianis, Seorang tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Suska RIAU. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat