Pemanfaatan rotan dalam kehidupan sehari-hari sangatlah beragam, salah satunya bisa digunakan sebagai anyaman ataupun kerajinan.
Sejalan dengan pemanfaatannya, rotan tergolong sebagai hasil hutan bukan kayu atau HHBK yang ternyata mempunyai nilai jual tinggi. Bahkan, tanaman ini juga termasuk tanaman yang tingkat penjualannya bisa menaikkan devisa negara.
Sekilas, tampilan fisik dari rotan memang tak jauh beda dengan bambu. Akan tetapi, tanaman rotan dikenal lebih mudah untuk dipanen dibandingkan dengan tanaman bambu.
Lalu, bagian batang tanaman rotan juga diselimuti oleh pelepah yang berduri dan akan berubah warna menjadi putih bila selaput silikanya mengelupas.
Hanya saja, tanaman rotan cenderung lebih mudah terkena oleh serangan hama dan penyakit jika dibandingkan dengan bambu.
Dilihat dari jenisnya, tanaman rotan ini punya lebih dari 300 jenis, akan tetapi hanya sekitar 50-an jenis yang bisa dimanfaatkan dan dibudidayakan. Beberapa jenis tersebut diantaranya rotan sega, rotan manau, rotan semambu, rotan irit, rotan batang dan rotan tohiti.
Alasan mengapa tidak semua jenis rotan dapat dibudidayakan, tentu saja berhubungan dengan nilai ekonomis dari rotan tersebut. Rotan yang mempunyai kriteria nilai ekonomis tinggi umumnya menghasilkan batang dengan kualitas yang terbaik.
Baca Juga : Syarat Tumbuh Tanaman Rotan
Untuk mengetahui secara keseluruhan cara dalam membudidayakan tanaman rotan ini, simak beberapa tahapan atau tekniknya sebagai berikut.
Cara Budidaya Tanaman Rotan
Cara Budidaya Tanaman Rotan dapat dilakukan pada daerah dengan kondisi tanah kering, berawa, ataupun tanah pegunungan.
Akan tetapi, tanaman rotan sangat jarang dibudidayakan pada tanah yang berkapur. Umumnya, tingkat ketinggian daerah penanaman maksimal 2900 meter di atas permukaan laut (m dpl).
Selanjutnya, untuk metode pembudidayaannya, tanaman rotan dapat dibudayakan melalui dua cara. Cara pertama dengan metode vegetatif atau memanfaatkan bagian tanaman dan dikembangkan dengan okulasi, stek, kultur jaringan, atau dengan teknik cangkok.
Sementara itu, untuk metode pembudidayaan yang lain adalah dengan metode generatif atau perbanyakan tanaman melalui biji.
Dari kedua metode tersebut, tanaman rotan lebih sering dan umum dibudidayakan menggunakan metode generatif atau biji, dibandingkan dengan metode vegetatif.
Lebih lanjut, berikut akan dijelaskan mengenai tahapan dalam teknik budidaya rotan mulai dari proses persiapan biji hingga proses pemanenan.
1. Persiapan Biji Tanaman Rotan
Dalam proses persiapan biji rotan, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengumpulkan buah rotan yang matang. Buah rotan yang masak ini ditandai dengan warnanya yang hijau kekuning-kuningan atau kemerahan. Namun, ada pula tanaman yang punya buah matang dengan warna coklat agak kehitaman.
Lalu, umumnya buah-buah rotan akan matang pada masa-masa awal musim kemarau. Tetapi, masa matangnya buah ini tidak bisa disama ratakan antara satu jenis dengan jenis lainnya. Serta, berhubungan pula dengan kondisi lingkungan.
Langkah berikutnya, buah matang yang sudah dipetik lantas dikumpulkan dan ditaruh dalam sebuah karung atau wadah lainnya. Buah-buah tersebut direndam sampai kulit dan dagingnya menjadi busuk.
Kemudian, bagian biji dari buah rotan dikeluarkan, sementara kulit dan daging buanya dibuang. Perlu diketahui, biji dari tanaman rotan tidak tahan lama dalam penyimpanan. Oleh karenanya, sebisa mungkin untuk segera menyemai biji setelah proses pemilihan biji selesai.
2. Penyemaian Biji Rotan
Sebelum memulai penyemaian biji, petani dianjurkan untuk menyiapkan tempat penyemaian dengan kriteria misalnya berupa tanah atau lapangan datar.
Namun, jika lahan yang dipunyai berupa lahan miring, maka kemiringan tanah diusahakan sebesar 5%. Selain itu, tanah juga tidak boleh tergenang air dan tidak terserang oleh hama maupun penyakit.
Jika lahan atau media penyemaian sudah selesai untuk disiapkan, kemudian proses penyemaian bisa dimulai. Penyemaian bibit rotan sebenarnya bisa dilakukan dengan tiga metode.
Pertama, dengan menyemaikan di wadah keranjang dulu, lalu disimpan pada tempat teduh dan lembab. Tak lupa, sirami air di setiap harinya. Baru ketika biji semai sudah berusia 1 bulan, boleh dipindahkan ke bedengan pembibitan.
Kedua, biji tanaman rotan dikecambahkan dulu pada bedengan penaburan. Jika biji rotan berukuran besar, biji ditanam dengan jarak tanam sekitar 2 x 4 cm. sementara itu, jika biji rotan berukuran kecil, biji dapat ditabur tanpa memperhatikan jarak tanam.
Apabila, biji-biji tersebut telah berkecambah, namun daun belum sempurna mengembang, segera pindahkan biji yang berkecambah itu ke kantong plastik atau polybag. Polybag tersebut disimpan di tempat yang teduh dan dipelihara hingga usia penyemaian mencapai 8-12 bulan.
Ketiga, cara ini lebih sederhana yaitu dengan menanam biji rotan di kantong plastik atau polybag. Polybag tersebut harus dilubangi dulu bagian bawahnya dan diberikan media tanam, lantas disirami air dulu dan barulah biji boleh ditanam di polybag tersebut. Sama seperti metode yang kedua, tanaman tersebut dirawat sampai usianya mencapai 8-12 bulan.
3. Penanaman Tanaman Rotan
Tanaman rotan merupakan jenis tanaman yang merambat, oleh karenanya tanaman ini membutuhkan tanaman lain sebagai media rambatnya.
Tanaman tersebut diusahakan mempunyai habitat yang sama dengan tanaman rotan, sehingga tanaman tersebut tidak perlu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang baru.
Jenis tanaman yang biasanya digunakan adalah tanaman sempur, langsat, bungur, dan rambai. Jarak tanam pada pohon rambatan rotan ini dibuat kurang lebih 10 x 10 m dan jangan terlalu dekat supaya proses pemeliharaan tanaman rotan nantinya tidak susah.
Lakukan pembuatan lubang tanam sebanyak 2 lubang di sekitar pohon yang akan dijadikan rambatan dengan ukuran sekitar 20 x 30 x 20 cm. Kemudian, jika lahan tanam sudah disiapkan, serta pohon rambatan juga sudah ada, proses penanaman tanaman rotan dapat mulai dilakukan.
Waktu yang tepat untuk melakukan proses penanaman ini dianjurkan pada awal-awal musim penghujan pada pagi atau sore hari.
Saat memindahkan tanaman, sobek polybag dengan hati-hati agar tidak melukai akarnya. Lalu, timbun tanaman yang sudah dipindahkan hingga 2 atau 3 cm dari atas leher akar.
Jenis rotan yang berbeda juga berbeda pula jarak tanamnya. Pada jenis rotan irit, jarak tanamnya adalah sekitar 10 x 10 meter dengan isian 2-4 benih. Lalu, pada jenis rotan manau, jarak tanamnya sekitar 6 x 6 meter dengan isian tiap lubang tanam sekitar 1-2 benih.
Untuk penanaman tanaman rotan, usahkan untuk menanamnya dengan tegak lurus dengan diikatkan pada pohon rambatan rotan.
Jangan lupa untuk terlebih dulu memberikan pupuk kandang pada tanah yang digunakan untuk menimbun. Langkah ini bertujuan agar tanah bisa lebih gembur dan punya kandungan zat hara tinggi.
4. Pemeliharaan Tanaman Rotan
Selepas tanaman rotan ditanam di lahan, tanaman tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja hingga proses panen tiba. Hal tersebut tentunya akan menurunkan kualitas dari tanaman rotan itu sendiri.
Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa langkah pemeliharaan atau perawatan tanaman rotan supaya tanaman lebih sehat dan tentunya hasil budidayanya akan maksimal.
- Penyiangan
Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan sekitar rumpun tanaman hingga selebar 1 meter. Kemudian, langkah ini juga berguna dalam membasmi tanaman pengganggu serta menebang pohon yang sudah tua di sekitar tanaman rotan.
Proses ini harus dilakukan rutin, mengingat pertumbuhan gulma juga tidak mungkin hilang begitu saja. Setidaknya lakukan penyiangan ini sekali tiap 3 bulan hingga tanaman rotan mencapai usia 3 tahun.
- Penyulaman
Proses ini bertujuan untuk mengganti tanaman rotan yang mati atau tidak tumbuh dengan baik yang diperkirakan tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan dengan benih cadangan yang ada di media penyemaian.
Usahakan untuk melakukannya pada awal masa tanam, supaya tanaman yang disulam tidak ketinggalan dengan tanaman lainnya dalam hal perkembangan.
- Perlindungan terhadap Hama dan Penyakit
Jenis hama yang lebih sering menyerang tanaman rotan meliputi belalang, larva kumbang, dan ulat. Selain itu, ada pula jenis jamur yang bisa menyebabkan tanaman rotan berpenyakit seperti jamur Rhizoctonia solani. Jamur ini umumnya menghinggapi bagian leher rotan.
Cara penanganan atau pengendalian hama dan jamur tadi bisa menggunakan captafol sebanyak 4,5 gram/liter atau menggunakan capan sebanyak 1,8 gram/liter
- Perlindungan terhadap Kebakaran
Sebagai tanaman yang mudah menyebabkan kebakaran, upaya pencegahan perlu dilakukan dengan menerapkan pembuatan jalur kuning dan jalur hijau.
Pembuatan jalur kuning dilakukan dengan membersihkan rumput ataupun ranting-ranting yang keberadaannya bisa memudahkan api untuk merambat.
Lebar dari jalur kuning sekitar 2 meter hingga 50 meter tergantung dengan ukuran dari lahan dan pembuatannya dibuat semacam blok yang mengeliling lahan tanaman rotan.
Lalu, pembuatan jalur hijau ini dilakukan dengan menaman tanaman yang tahan api seperti sekat bakar. Selain upaya pembuatan dua jalur tadi, upaya pengawasan juga perlu dilakukan dengan membuat menari api pada tempat tinggi.
5. Pemanenan Tanaman Rotan
Pemanenan tanaman rotan umumnya dilakukan dengan proses tebang pilih atau hanya menebang pohon yang usianya sudah tua. Tanaman rotan yang mempunyai ciri siap panen umumnya mempunyai daun kering, kulit bagian luar berwarna kuning atau mengering, dan panjang rotannya sudah mencapai lebih dari tujuh belas meter.
Untuk melakukan proses pemanenan, dibutuhkan beberapa alat bantuan seperti kampak atau parang. Lalu, waktu yang tepat dalam proses panen ini adalah pada waktu pagi dan sore hari. Usia dari tanaman rotan yang bisa dipanen berbeda-beda tiap jenisnya.
Pada tanaman rotan irit, pemanenan bisa dilakukan jika tanaman sudah berusia 7 hingga 10 tahun. Rotan sega baru bisa ditebang saat usinya 25 tahun. Sedangkan, pada rotan taman, bisa mulai dipanen saat usianya mencapai 10-15 tahun.
Cara memanen atau menebang rotan dilakukan dengan memotong pangkat batang 15 cm dari tanah. Bagian pelapah daunnya dibersihkan dengan bantuan parang atau sabit.
Bagian ujung atas dari rotan ditebang kira-kira 1,5 meter. Kemudian, batang rotan baru bisa dipotongi sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Proses penebangan berikutnya baru bisa dilakukan dalam kurun waktu 2 atau 4 tahun lagi. Lalu, untuk masalah hasil budidaya, diperkirakan rotan dengan usia 30 sampai 40 tahun, mampu memberikan hasil sebanyak 15 batang rotan. Jika dikalkulasikan dalam 1 hektar lahan rotan, maka hasilnya bisa mencapai 7,5 ton rotan basah.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tanaman ini tergolong tanaman yang punya nilai jual tinggi bahkan hasil panennya juga dikalkulasikan cukup bagus apabila tanaman dirawat dengan baik. Dengan begitu, petani bisa mulai mencoba untuk menekuni budidaya tanaman rotan ini dengan menerapkan beberapa teknik di atas.
Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai Cara Budidaya Tanaman Rotan, semoga artikel ini bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.
Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIAU dengan bidang keahlian Pemuliaan tanaman dan fisiologi tumbuhan. Semoga web ini bermanfaat.